Pangkalpinang, Rabu (19/03/2025) – Hujan deras mengguyur Kota Pangkalpinang sejak pagi. Langit tampak kelabu, dan jalanan basah oleh genangan air yang terus mengalir ke selokan. Namun, bagi seorang teknisi mesin cuci seperti saya, cuaca bukanlah alasan untuk menunda pekerjaan. Sebab, di dunia jasa perbaikan, kepuasan pelanggan adalah prioritas utama.
Hari itu, saya menerima dua order service mesin cuci dua tabung merek Sharp. Order pertama berada di Perumahan Mega Harmoni, Jalan Kerabut, sementara yang kedua ada di Kacang Pedang, Pangkalpinang. Kedua mesin cuci ini mengalami masalah yang sama—bagian pengeringnya rusak. Namun, seperti yang akan saya alami nanti, salah satu di antaranya ternyata jauh lebih sulit diperbaiki.
Pekerjaan Pertama: Perumahan Mega Harmoni
Sekitar pukul 09.00 pagi, saya tiba di rumah pelanggan pertama di Perumahan Mega Harmoni. Hujan masih deras, tetapi saya sudah membawa mantel hujan agar tetap bisa bekerja dengan nyaman. Setelah disambut pemilik rumah, saya segera memeriksa mesin cuci yang bermasalah.
Kerusakannya ternyata ada pada kopling pengering yang sudah aus. Hal ini menyebabkan tabung pengering tidak bisa berputar dengan normal. Saya pun mulai membongkar bagian belakang mesin cuci, melepas baut yang mengunci, lalu mengangkat tabung pengering.
Beruntung, baut-bautnya masih dalam kondisi baik dan tidak berkarat, sehingga proses pembongkaran berjalan cepat. Setelah mengganti kopling yang rusak dengan yang baru, saya kembali merakit mesin cuci tersebut. Tak sampai satu jam, perbaikan selesai.
Saat diuji coba, pengeringnya kembali berfungsi normal. Senyum kepuasan dari pelanggan menjadi tanda bahwa pekerjaan saya berjalan lancar. Setelah membereskan alat-alat dan menerima pembayaran, saya pun berpamitan dan melanjutkan perjalanan ke lokasi berikutnya.
Pekerjaan Kedua: Kacang Pedang, Ujian Kesabaran
Setibanya di Kacang Pedang, hujan masih turun, meski tidak sederas pagi tadi. Saya segera menemui pelanggan dan mulai memeriksa mesin cuci mereka. Sama seperti yang sebelumnya, bagian pengeringnya bermasalah. Namun, kali ini kondisinya jauh lebih parah.
Saya melihat bahwa pully pengering dan baut pengunci sudah berkarat parah. Ini berarti proses pembongkaran tidak akan semudah tadi. Saya mencoba melepas baut dengan kunci pas, tetapi tidak bisa. Bahkan, setelah menggunakan pelumas anti-karat dan mencoba lagi beberapa kali, baut tetap tidak mau bergerak.
Setelah berbagai cara tidak berhasil, saya akhirnya mengeluarkan gerinda dan bor. Langkah ini memang harus diambil sebagai jalan terakhir untuk memotong pully dan mengeluarkan baut yang membandel. Percikan api kecil terlihat saat mata gerinda mengenai logam yang berkarat. Saya bekerja dengan hati-hati agar tidak merusak komponen lainnya.
Proses ini memakan waktu hampir dua jam. Ditambah lagi, posisi kerja yang kurang nyaman membuat saya harus berkali-kali menyesuaikan posisi tubuh agar bisa memotong baut dengan tepat. Setelah akhirnya berhasil mengeluarkan baut dan mengganti komponen yang rusak, saya segera merakit kembali mesin cuci tersebut.
Ketika diuji coba, pengeringnya kembali berputar dengan lancar. Saya pun merasa lega setelah perjuangan panjang menghadapi baut yang membandel itu. Pelanggan juga tampak puas, meski sempat khawatir karena perbaikannya lebih lama dari yang diperkirakan.
Kesimpulan: Cuaca Bukan Penghalang
Meski hari itu hujan turun tanpa henti, pekerjaan tetap harus berjalan. Setiap tantangan, baik itu kondisi cuaca maupun kesulitan teknis, adalah bagian dari perjalanan seorang teknisi. Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa kesabaran dan ketelitian adalah kunci utama dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik.
Di akhir hari, meski lelah, saya merasa puas. Dua pelanggan berhasil mendapatkan kembali fungsi mesin cuci mereka, dan saya pun membawa pulang pengalaman baru dalam dunia service elektronik. Hujan boleh deras, tetapi semangat untuk bekerja tidak boleh surut!
.jpg)
0 Komentar